Minggu, 10 April 2011

Sejarah Berdirinya Ac Milan


Sejarah AC Milan dibuka pada 16 Desember 1899. Milan harus berterimakasih pada 3 orang Inggris : Herbert Kilpin, Allison, dan Davies yang beride cemerlang untuk mendirikan AC Milan Football Club. Sayang, tiga sekawan itu tak punya cukup uang untuk merealisasikan ide mereka. Maka, dirangkullah Alfred Edwards dan Mr. Barnetts yang cukup kaya untuk mendirikan klub terbaik di dunia. Milan pun resmi berdiri dengan nama Milan Cricket and Football Club. Penambahan olahraga cricket ini lantaran Edwards yang terpilih sebagai presiden pertama punya misi memperkenalkan cricket selain sepakbola.

Tak lama kemudian, Milan mendaftarkan diri ke Italian Football Federation agar bisa ambil bagian dalam turnamen resmi. Debut pertama diawali dengan kemenangan 2-0 melawan Mediolanum, klub yang juga berasal dari Milan. Sebelas pemain yang diturunkan pada partai itu, kini tercatat dalam sejarah dengan tinta emas : Hoode, Cignaghi, Torreta, Lees, Kilpin, Valerio, Dubini, Davies, Neville, Allison, dan Formenti. Sang pelopor, Kilpin menjadi kapten sekaligus manajer pemain.



Milan berhasil menggondol scudetto pertamanya pada tahun 1901. Ini termasuk rekor besar karena Rossoneri sukses mematahkan dominasi Genoa yang sejak liga digelar musim 1897-98 menjadi juara tiga kali berturut-turut. Usai mencatat scudetto mereka yang ketiga pada tahun 1907, Milan mengalami penurunan prestasi. Hal ini disebabkan karena terjadi perpecahan di tubuh Milan. Sebabnya tak lain karena sebagian tim mendirikan klub tandingan sebagai wujud rasa protes mereka lantaran Milan membatasi keanggotaannya (pada awal berdiri, Milan hanya menerima pemain Italia dan Inggris saja). Milan pun pecah, sebagian anggota yang menyatakan keluar mendirikan Internazionale Football Club Milano pada 9 Maret 1908.
»»  LANJUT BACANYA...

Biografi Paolo Maldini

Ini adalah biografi pemain favorit w, cekidot:




Data diri:
Lahir: Jun 26, 1998
Tempat Lahir : Milano
Kewarganegaraan: Italia
Tinggi : 186 cm
Berat badan : 83 kg
Julukan: Il Capitano
Dialah pemain bertahan pertama yang memenangkan trofi dari majalah World Soccer sebagai World Player of the Year pada tahun 2004.
TUA-tua keladi, makin tua makin menjadi. Pepatah ini rasanya pantas untuk disandangkan kepada Paolo Maldini. Walau usianya telah memasuki angka kepala empat, tapi performa pemain berambut ikal ini tetap tak ada matinya dalam menjaga lini pertahanan dari klub yang dibelanya, AC Milan.
Maldini adalah anak dari pemain legendaris Italia, Cesare Maldini. Sama seperti ayahnya, nama Maldini kini telah menjadi ikon penting dalam persebakbolaan Italia. Hal ini karena reputasinya yang mengagumkan sebagai defender kelas dunia.
Usia 16 tahun adalah awal kariernya sebagai pemain sepak bola profesional. Milan menjadi klub pertama Maldini. Debutnya bersama I Rossoneri dimulai pada tanggal 20 Januari 1985. Ia tampil pada babak kedua, menggantikan Sergio Battistini yang mengalami cedera. Meski di musim itu Maldini hanya tampil sebanyak satu kali saja, tapi di musim berikutnya namanya selalu masuk dalam starting line-up tim.
Scudetto musim kompetisi 1987-88 adalah trofi pertama yang diraih Maldini bersama Milan. Dua tahun berikutnya, ia bahkan berhasil membawa klubnya menjuarai Super Coppa Italia (1988) dan Coppa Italia (1989-90).
Di tahun yang sama pula, Maldini sukses membawa Milan menjadi jawara dua kali berturut-turut Liga Champions pada musim kompetisi 1988-89 dan 1989-90. Gelar juara Eropa ini semakin lengkap, ketika Maldini sukses membawa Milan menjadi juara di tahun 2007. Ini menjadikan I Rossoneri klub yang berhasil menjuarai Liga Champions sebanyak tujuh kali.
Meski bukan midfielder, tapi Maldini mampu mengontrol jalannya permainan tim. Ia merupakan pemain bertahan yang solid. Keterampilannya membantu serangan tim membuat Maldini terlihat sangat menonjol. Pemain kelahiran Milan ini juga memiliki tendangan yang kuat dan kemampuan menggiring bola yang bagus. Hal ini cukup mengherankan, mengingat Maldini merupakan pemain bertahan.
Prestasinya yang mengagumkannya ini tak heran membuat banyak klub-klub top Eropa banyak yang mendekati dan membujuk Maldini untuk pindah dari San Siro. Tapi ia menolaknya. Di hatinya hanya ada Milan. Sebuah loyalitas yang sangat jarang ditemui di tengah banyaknya pemain sepk bola yang sering berpindah-pindah klub.
Kemampuan bertahan yang sempurna, kepemimpinan yang berpengaruh, dan etika kerja keras, semuanya membuat Maldini hampir terasa bagus untuk menjadi nyata. Tah heran ia pun menjadi pemain yang disukai dan sangat dihormati.
»»  LANJUT BACANYA...

Jumat, 08 April 2011

Biografi Kurniawan Dwi Yuianto


Kurniawan Dwi Yulianto dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, 34 tahun silam. Ia adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Karir gemilang Kurniawan dimulai pada saat dirinya menjadi salah satu pemain Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program Primavera, yakni pengiriman pemain untuk menimba ilmu di Eropa. Kurniawan muda terpilih untuk masuk ke klub elit Italia, Sampdoria pada tahun 1993 silam. Saat itu dirinya berusia 17 tahun.
Aksinya sempat memukau petinggi Sampdoria kala itu, sehingga dirinya menjadi salah satu pemain yang diikutsertakan dalam tur keliling Eropa klub tersebut. Bahkan pemain yang juga akrab disapa ‘kurus’ ini mencetak gol spektakuler saat Sampdoria dijamu klub Slovakia, Slavian Bratislava. Pada saat itu, Sampdoria diperkuat pemain-pemain kelas dunia seperti Roberto Mancini dan David Platt. Kurus menimba ilmunya bersama para bintang sepakbola ini selama 1 tahun.
Pada tahun 1994, karena bermasalah dengan PSSI, dirinya pindah ke klub papan atas liga Swiss, Luzern FC. Di klub tersebut, Kurus sempat menjadi pilihan utama, namun hasilnya kurang maksimal. Ia hanya mencetak 1 gol dari 10 pertandingan. Akhirnya pada tahun 1996, Kurus kembali ke tanah kelahirannya, Indonesia. Selama 7 tahun, dirinya sempat malang melintang di sejumlah klub, mulai dari Pelita Jaya, PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, Persebaya Surabaya dan Persija Jakarta. Kurus sempat membawa PSM Makassar juara liga dan menjadi top skorer. Juga hampir membawa Pelita Jaya menjadi kampiun sebelum liga dibubarkan karena Reformasi.
Pada akhir tahun 2005, Kurus menandatangani kontrak dengan klub Malaysia, Sarawak FC. Namun hanya setengah musim ia bertahan disana. Kurus gagal menunjukkan ketajamannya di negeri jiran. Pada bulan Mei 2006, ia kembali ke Indonesia.  Kembali Kurus berpetualang dari satu klub ke klub lain. Hingga akhirnya pada musim 2010 ia berlabuh di PSMS Medan.
Karir dan prestasi gemilang Kurniawan sempat meredup karena tindakan negatif. Ia pernah tersandung kasus pemakaian narkoba pada tahun 1999. Namun ia berhasil bangkit dari keterpurukan dan kembali mencapai performa puncaknya. Sinar cemerlang Kurniawan di klub yang dibelanya membawanya terpanggil ke timnas Indonesia. Ia membela Merah Putih sejak tahun 1995 hingga 2006, dengan torehan 33 gol. Ia pun mencetak rekor sebagai pemain dengan gol terbanyak di tingkat timnas, hingga digeser oleh juniornya, Bambang Pamungkas. Aksi terakhirnya di timnas pada saat Semifinal Piala Tiger 2006 sangat berkesan. Kurus yang masuk sebagai pemain pengganti menjadi dirigen serangan Indonesia bersama Boaz, Ilham & Elly Aiboy. Di Stadion Bukit Jalil, Malaysia dibantai 4-1.
Kurniawan alias Kurus adalah tipikal striker oportunis. Ia tak pernah menyia-nyiakan kesempatan di kotak 16 meter. Kelincahan dan kecerdikannya membuat lawan yang mengawalnya kerap kepayahan. Kurus pun hingga sekarang masih menyandang predikat sebagai striker paling berbahaya yang pernah dimiliki Indonesia. Bahkan hal tersebut diakui oleh juniornya yang kini menjadi kapten timnas, Bambang Pamungkas.
Namun kecemerlangan Kurniawan di lapangan berbanding terbalik dengan sikapnya di luar lapangan. Ia dikenal sebagai sosok bad boy yang suka melanggar aturan. Dunia malam pun pernah disambanginya selama masih aktif bermain. Pada akhirnya, berkat bantuan orang-orang terdekatnya. Kurus berhasil meninggalkan semua kemaksiatan itu. Tapi watak memang sulit diubah. Kurus kerap bersitegang dengan pelatih klub yang dibelanya. Sebagai contoh, ketika membela Persisam Samarinda pada tahun 2008, ia dipecat karena tindakan indisipliner.
Kini, Kurniawan memang sudah tidak lagi terpilih menjadi anggota timnas Indonesia. Namun ia masih aktif bermain. Pada musim 2010 ISL, ia membela klub papan atas PSMS Medan. Semakin tua, Kurus mengaku dirinya semakin belajar untuk bijak. Ia kini hanya ingin fokus bermain hingga saatnya untuk gantung sepatu tiba.
Diluar sisi negatifnya, Kurus akan tetap menginspirasi para penerusnya untuk menjadi bintang dan legenda sepakbola Indonesia selanjutnya. Who’s next?! :D
Profil singkat Kurniawan:
Nama lengkap : Kurniawan Dwi Yulianto
Nama panggilan : Ade, Kurus
Tempat / tanggal lahir : Magelang, Jawa Tengah / 13 Juli 1976
Posisi : Striker
Status : Menikah (Istri : Kartika Dewi)
Karir:
Klub
1993-1994 : Sampdoria Primavera (Italia)
1994-1995 : FC Luzern (Swiss)
1996-1999 : Pelita Jaya
1999-2001 : PSM Makassar
2001 : PSPS Pekanbaru
2002-2003 : PSPS Pekanbaru
2004 : Persebaya Surabaya
2005 : Persija Jakarta
2006 : Sarawak FC (Malaysia)
2006 : PSS Sleman
2007 : Persitara
2008-2009 : Persisam Samarinda
2009- 2010: Persela Lamongan
2010-sekarang : PSMS Medan
Timnas
1995-2006 : Indonesia (6o/33)

»»  LANJUT BACANYA...